Bila Seniman Melawan: Siasat Kesenian Tradisi Menghadapi Hegemoni Negara dan Ancaman Globalisasi
Karya seni, dalam segala bentuknya, sering kali menjadi penjelmaan kearifan budaya suatu bangsa. Namun, dalam era globalisasi yang semakin menguat. Keberadaan seni tradisional sering kali terancam oleh hegemoni negara dan arus globalisasi yang tak terhindarkan. Dalam buku “Bila Seniman Melawan: Siasat Kesenian Tradisi Menghadapi Hegemoni Negara dan Ancaman Globalisasi” karya Murdianto, pembaca dibawa untuk memahami perjuangan seniman. Khususnya dalam mempertahankan dan memajukan kesenian tradisional di tengah dinamika kompleks perkembangan zaman.
Buku ini mengulas bagaimana seniman tradisional berhadapan dengan berbagai tantangan. Termasuk dominasi budaya yang diimpor oleh negara serta dampak negatif globalisasi terhadap keberlangsungan kesenian tradisional. Murdianto, melalui karya ini, tidak hanya menggambarkan konflik yang dihadapi oleh seniman. Tetapi juga memberikan pandangan yang dalam tentang berbagai strategi yang dapat mereka tempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Salah satu aspek yang ditonjolkan dalam buku ini adalah pentingnya peran seniman dalam memperjuangkan keberlangsungan kesenian tradisional. Seniman tidak hanya menjadi pelaku seni semata, tetapi juga menjadi agen perubahan dalam menjaga warisan budaya dan mendorong inovasi dalam praktik seni tradisional. Dengan demikian, buku ini bukan hanya menjadi bacaan bagi mereka yang tertarik dalam bidang seni. Tetapi juga bagi siapa pun yang peduli terhadap pelestarian budaya lokal di tengah arus globalisasi yang meluas.
Murdianto menghadirkan beragam studi kasus dan analisis yang mendalam tentang bagaimana seniman tradisional mengadaptasi diri mereka dalam menghadapi perubahan zaman. Dari upaya pelestarian dan revitalisasi tradisi hingga eksperimen-eksperimen baru yang menggabungkan unsur-unsur tradisional dengan konteks kontemporer. Buku ini telah memberikan wawasan yang kaya tentang dinamika kesenian tradisional dalam menghadapi tantangan zaman.
Selain itu, buku ini juga menyoroti perlunya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga budaya, dalam memperjuangkan keberlangsungan kesenian tradisional. Dengan adanya dukungan yang kokoh, seniman tradisional dapat memiliki ruang untuk berkembang. Selanjutnya mereka dapat terus menginspirasi generasi mendatang dengan kekayaan warisan budaya mereka.
Dengan gaya penulisan yang lugas dan pendekatan yang mendalam terhadap topik yang kompleks, “Bila Seniman Melawan: Siasat Kesenian Tradisi Menghadapi Hegemoni Negara dan Ancaman Globalisasi” menjadi bacaan yang penting bagi siapa pun. Khususnya yang tertarik dalam memahami dinamika budaya dan perjuangan seniman dalam menghadapi arus globalisasi yang tak terelakkan.
